BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Standar Kompetensi :
1. Memahami
perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat
Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan
fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
ü Mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu dan metode
ü Mendeskripsikan
hubungan berbagai konsep tentang realitas sosial
ü Mengidentifikasi
data tentang realitas sosial masyarakat
A.
SEJARAH
PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Lahirnya sosiologi sangat berkaitan dengan perubahan
social masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (Inggris) dan
Revolusi Sosial (Perancis). Kedua revolusi tersebut pada dasarnya berniat baik,
yaitu ingin memperbaiki taraf kehidupan masyarakatnya, namun suatu hal yang tak
terbayangkan terjadi akibat adanya revolusi tersebut.
Menurut Peter L. Berger, pemikiran Sosiologi berkembang
ketika masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap
sebagai sesuatu yang memang sudah seharusnya demikian, benar, dan nyata. Oleh
Peter L. Berger hal ini disebut threats
to the taken-for-granted world. Ketika hal yang sebelumnya menjadi pegangan
manusia mengalami krisis, mulailah ia melakukan perenungan tentang kehidupan
sosialnya.
L. Laeyendecker (tokoh teori positivisme) pun mengaitkan
kelahiran Sosiologi dengan serangkaian perubahan jangka panjang yang melanda di
Eropa Barat pada abad pertengahan. Perubahan itu antara lain tumbuhnya
kapitalisme pada akhir abad XV, perubahan di bidang social dan politik,
perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme,
lahirnya ilmu pengetahuan modern, serta berkembangnya kepercayaan pada diri
sendiri.
Pendapat tersebut nyaris senada dengan asumsi George
Ritzer. Ritzer menjabarkan sejumlah hal yang dianggapnya turut mendorong
pertumbuhan Sosiologi sebagai berikut :
a.
Revolusi politik
b.
Revolusi industry dan munculnya kapitalisme
c.
Munculnya sosialisme
d.
Urbanisasi secara besar-besaran
e.
Perubahan di bidang keagamaan
f.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan
Tokoh
yang sering dianggap sebagai ‘Bapak’ Sosiologi dunia adalah Auguste Comte,
seorang ahli filsafat berkebangsaan Perancis. Sementara itu, ‘Bapak’ Sosiologi
Indonesia adalah Selo Soemardjan karena kegigihan beliau dalam mengembangkan
Sosiologi.
B.
PENGERTIAN
SOSIOLOGI
1.
Secara etimologi
Istilah sosiologi merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu ‘socius’ (dari bahasa Latin, berarti teman atau kawan) dan ‘logos’
(dari bahasa Yunani, berarti kata atau berbicara). Jadi, sosiologi dapat
dimaknai sebagai berbicara tentang teman.
2.
Menurut tokoh Sosiologi
a.
Auguste Comte
Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk
senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
b.
Emile Durkheim
Durkheim menyebutkan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari fakta sosial.
◘
TUGAS KELOMPOK:
1)
Carilah 5
pengertian Sosiologi dari tokoh-tokoh sosiologi baik di luar negeri maupun
dari Indonesia !
2)
Setelah
menkaji sejumlah pengertian sosiologi tersebut, coba diskusikan dan
simpulkan pengertian-pengertian sosiologi yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut bersama teman sekelompok !
|
C.
SOSIOLOGI
SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat
didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika), pengetahuan mana haruslah
objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang
lain yang ingin mengetahuinya.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena
telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a.
Sosiologi bersifat empiris, yang berarti
bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan
dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b.
Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu
pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil
observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun
secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat,
sehingga menjadi teori.
c.
Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa
teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada, dalam
arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
d.
Sosiologi bersifat non-etis, yakni yang
dipersoalkan bukanlah baik buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah
untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
Sebagai
ilmu pengetahuan, sosiologi pun mempunyai sifat dan hakikat, yaitu sebagai
berikut :
a.
Sosiologi merupakan rumpun ilmu sosial
b.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
kategoris (bukan normatif)
c.
Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan
terapan)
d.
Sosiologi adalah ilmu yang abstrak
e.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola umum
f.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang
rasional, terkait dengan metode yang dipergunakannya
g.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum,
bukan ilmu pengetahuan khusus
Berdasarkan
paparan tersebut, terlihat jelas bahwa sosiologi merupakan ilmu sosial yang
objeknya adalah masyarakat.
1.
Objek
kajian sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat. Menurut para ahli,
pengertian masyarakat masyarakat adalah sebagai berikut :
a.
Mac Iver dan Page
Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata
cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan,
dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan
yang selalu berubah ini namakan masyarakat.
b.
Ralp Linton
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang dirumuskan dengan jelas.
c.
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan
2.
Pokok
bahasan sosiologi
a.
Emile Durkheim (1858-1917)
Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah
fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut.
b.
Max Weber (1864-1920)
Menurut Max Weber, sosiologi membahas tindakan sosial.
Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan
berorientasi pada perilaku orang lain. Tindakan sosial dibedakan menjadi :
1)
Tindakan rasional instrumental
2)
Tindakan rasional yang berorientasi nilai
3)
Tindakan tradisional
4)
Tindakan afektif
c.
Karl Marx (1818-1883)
Sumbangan pemikirannya yang terpenting adalah pembagian
masyarakat praindustri, terdiri atas dua kelas yaitu kelompok borjuis dan
proletar. Borjuis dan proletar akhirnya terlibat dalam revolusi kelas. Kelompok
yang diramalkan oleh Marx keluar sebagai pemenang adalah proletar sehingga
tercipta masyarakat tanpa kelas.
d.
C. Wright Mills (1916-1962)
Pokok bahasan sosiologi menurut C. Wright Mills adalah
khayalan sosiologis. Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa
yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat
hidup pribadi, dan hubungan antar keduanya.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan ancaman
terhadap nilai-nilai pribadi. Issues
merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
e.
Peter L. Berger
Pokok bahasan sosiologi menurut Berger adalah
pengungkapan realitas sosial. Seorang sosiolog harus mampu menyingkap berbagai
tabir dan mengungkapkan tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak
terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah
serta melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian
prasangka pribadi, pengamatan tabir secara jeli, serta menghindari penilaian
normatif.
3.
Metode-metode
dalam sosiologi
Ilmu sosiologi mempunyai cara kerja atau metode (method)
tersendiri untuk mempelajari objeknya. Meskipun demikian, beberapa metode
tersebut juga digunakan oleh ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya terdapat
dua jenis metode yaitu :
a.
Metode kualitatif
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
menggunakan data yang tidak dinyatakan dengan angka-angka, misalnya dengan
kata-kata atau simbol. Di dalam metode kualitatif terdapat metode penelitian
sebagai berikut :
1)
Penelitian historis, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat.
2)
Penelitian komparatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
melakukan pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
b.
Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang
menggunakan data yang dapat dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk metode
kuantitatif adalah sebagai berikut :
1)
Metode statistik yang bertujuan menelaah
gejala-gejala sosial secara matematis.
2)
Sosiometri yang bertujuan meneliti masyarakat
mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan-hubungan
antar masyarakat.
Berdasarkan
masa berlangsungnya masalah, ada beberapa pendekatan dalam sosiologi untuk
menelaah masalah kemasayarakatan, yaitu :
1)
Cross sectional studies
2)
Longitudinal studies
3)
Ex-post facto studies
Pada
pelaksanaan metode tersebut di lapangan, terdapat sejumlah instrument (alat)
yang lazim digunakan dalam penelitian sosiologi, yaitu :
1)
Angket
2)
Wawancara / interview
3)
Pengamatan / observasi
4)
Studi kepustakaan
4.
Hubungan
sosiologi dengan ilmu-ilmu lain
Sosiologi senantiasa terkait dengan ilmu-ilmu lain
sepanjang pembahasannya tentang manusia dan masyarakat. Hal ini terlihat dari
kajian sosiologi khusus (cabang sosiologi) sbb. :
a.
Sosiologi agama
b.
Sosiologi ekonomi
c.
Sosiologi gender
d.
Sosiologi hukum
e.
Sosiologi industri
f.
Sosiologi kependudukan
g.
Sosiologi pedesaan
h.
Sosiologi perkotaan
i.
Sosiologi pendidikan
j.
Sosiologi pembangunan
k.
Sosiologi politik
5.
Manfaat
sosiologi
Berikut ini beberapa manfaat mempelajari sosiologi
menurut Dr. Basrowi, M.S. :
a.
Sosiologi dapat memberikan pengetahuan
tentang pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat
b.
Sosiologi dapat membantu kita untuk
mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan
masyarakat
c.
Sosiologi mampu mengkaji status dan peran
kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat membantu kita melihat dunia atau
budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya
d.
Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin
memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain
serta memahami perbedaan yang ada
e.
Bagi kita sebagai generasi penerus kehidupan,
mempelajari sosiologi membuat kita tanggap, kritis dan rasional menghadapi
gejala-geala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini serta mampu
mengambil sikap serta tindakan yang tepat terhadap setiap situasi sosial yang
kita hadapi sehari-hari.
Selain
itu, menurut Syani, kegunaan sosiologi dapat dikategorikan menjadi empat,
seperti berikut :
a.
Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial
b.
Kegunaan sosiologi dalam penelitian sosial
c.
Kegunaan sosiologi dalam pembangunan
d.
Kegunaan sosiologi dalam pemecahan masalah
sosial
D.
KONSEP
TENTANG REALITA SOSIAL
Beberapa konsep yang berkembang pada ilmu
sosiologi diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Sosialisasi
b.
Kelompok sosial
c.
Stratifikasi sosial
d.
Lembaga sosial
e.
Perubahan sosial
f.
Konflik sosial
E.
DATA
REALITAS SOSIAL MASYARAKAT
Dalam mempelajari sosiologi, data memegang
peranan yang cukup penting, yaitu sebagai alat pembuktian berbagai teori yang
dikemukakan oleh para ahli, selain itu juga sebagai dasar untuk meneliti
berbagai kejadian sosial di masyarakat. Data merupakan fakta atau keterangan mengenai
fenomena yang terdapat dilapangan. Contoh fenomena sosial yang ada di kehidupan
masyarakat sekitar kita yaitu :
1.
Meningkatnya angka kemiskinan
2.
Merebaknya kasus perdagangan anak
3.
Dst.